surat sederhana
Bismillahirahmani rahim “ Untukmu, dihadapanku Akan terlewat beberapa masa setelah engkau membaca surat ini, tanpa sebuah alasan, hanya memang begitulah masa bertingkah. Kepada siapapun, termasuk pada diri kita, engkau dan aku. Mungkin banyak kata yang tidak bisa aku ungkapkan lagi padamu tentang awal kita bertemu, atau tentang perasaan yang muncul saat aku menatapmu untuk pertama kalinya. Masa memilikimu, dan aku berusaha merebutnya kembali, cerita itu darinya, untukmu entah untuk cerita yang mana. Akan kumulai, singkat saja. Engkau tahu malam itu? Ya, malam benderang di perjalanan. Siapa menitipkan pendar-pendar cahaya yang ranum di lubuk tempat yang terdalam, aku tak tahu. Hatiku penuh pengharapan tanpa alasan, aku meluap tanpa hujan, melayang tanpa sayap. Dimalam itu, ketika bis tua membawaku menerjang malam ke timur nun jauh disana, perasaanku jatuh dan menimpa pilihanku padamu. Selayak tinta keabadian, semua tergores sudah. Masa memangsa hitungan tanggal sem