Posts

Showing posts from May, 2010

Cerita Bintang

bintang bintang teronggok membiru berkedip tersamarkan rerumputan pelan dan pelan naik ke langit kelam mencari peraduan.. Bandung menjelang senja, 14 Mei 2010

Penjara

terpenjara dalam raga tua aku merintih memaki doa dalam kesinisan terisap sepi kepiluan bau anyir dan busuk tertawa berbarengan menginjakku dalam nisan awan-awan dalam kelam mencekam pilu yang setia teman sejati sabar berbagi tentang luka, luka dan luka saja memang aku sudah tiada entah dimana saat terjaga oleh kepiluan air mataku berdoa "Lepaskan aku dari penjara raga tua ini Tuhan" Ranjang penantian, 7 Mei 2010

Gunung, pantai, awan

Terdampar sementara dalam pencarian Di sebuah alun-alun ketenangan Tempat menghela nafas di bawah beringin yang rimbun Kutatap dalam gunung gunung berjajaran angkuh diam Taklid dalam kepatuhan Kurasakan ombak bergulung-gulung bekejaran bergemuruh, berebutan mencumbu karang Dalam keterpanaan, langit mengukir cerita tentang Ramayana dan Dewi Sinta cerita sederhana berulang bermakna tak mengenal masa Dalam sajian alam batinku bertanya lirih pada yang mendengar "Apakah aku di surga, kawan?" Pacitan, 5 Mei 2010

Berbagi Beban

Bergumul dengan lapang Berharap berbagi beban dengan awan Tentang cinta, cita, derita, duka, senang, bahagia, pedih semua Sungguh, aku tak memaksa sebisamu saja Pacitan, 5 Mei 2010

Tersesat

Kupagut perih diatas ranjang kenistaan Merintih meraung pedih dalam pelukan ketiadaan Telah membatu hatiku bergulir diantara jeram sungai darah Gelap kurasa langit hilang biru aku tersesat menghiraukan arah Aku penari lantang Dalam keramaian aku kesepian Selalu berharap lekas petang Agar aku kulepaskan jubah kepedihan Ternoda oleh cinta yang diobral murah diantara jajanan aku sembilu terhina Oleh tipu dan rayuan Telah kutorehkan tinta Cerita memalukan Membenci gila cinta Yang menipu meremukkan Aku ternoda oleh sabda pengelana Mabuk oleh candu cinta Yang keluar manis nun berbisa Aku ternoda Biar saja kudekap tubuhku sendiri Kubasuh dengan darah dan peluh Aku ingin berlari Kusegan bertahan disini, ingin lekas pergi Masuk diantara kobaran bara, lekas melepuh Ruang bisu, 3 Mei 2010

Pengelana

Kugantung doa diawan sungguh kutakada pamrih Hanya tak ingin kulupakan hingga aku pulang dan letih Aku pengelana tanpa tujuan berserak menarik langkah pelan bersenda memungut cerita tentang siapa,kamu aku kita siapa saja menyelaminya satu persatu menorehkan warna-warna pada mimpiku Kutakbutuh waktu yang menggantung rindu Penjejal pilu Kutakbutuh arah pemberat langkah Membuatku lemah Kutakbutuh bekal Menghitamkan hatiku bebal Meremukkan hasratkutak kebal Aku hanya butuh jalan Penuntunku pelan dalam puisi dan kefaanaan Persetan Tentang kehadiran Aku hanya butuh berjalan Aku pengelana tanpa tujuan Ruang bisu, 3 Mei 2010

Telaga Kenangan

Bau rumput meranggas kuhirup Kabut putih tebal kusapa Angin gunung menggigit kurasa Air bergemiricik ke persinggahan Alhamdulillah aku telah tiba Selamat datang kenangan Ngebel, 3 Mei 2010

Namaku

Namaku mentari setidak tidaknya sampai malam ini tak terenggut oleh bilar-bilar jingga di ufuk timur sana Namaku rembulan setidak tidaknya sampai awan kuat bertahan ditempatnya oleh rong rongan lembayung musim kemarau Namaku pelangi setidak tidaknya sampai mentari dan bulir hujan tak berpagutan di seberang gunung Namaku hujan setidak tidaknya sampai awan kuat menahan tangisnya Namaku angin setidak tidaknya sampai orang tak berdoa atas gerah yang dititipkan tuhan, meminta udara bergiliran berpindah tempat Namaku aer Setidak tidaknya sampai awan kehilangan kesedihannya diantara cerita perjalanannya. Namaku yatim piatu Setidak tidaknya sampai ayah ibuku hidup kembali. Namaku... ah, terlalu banyak untuk kuingat. Ruang senyap, 3 Mei 2010

Kelepon

Engkau candu para pencari rindu Taburan parutan kelapa muda yang memabukkan Melupakanku sejenak hasrat pencarianku Hijau serasi dengan balutan pembungkus daun Mengurai makna akan keteguhan dan keyakinan Gurihmu merayu lirih Mengajakku melayang-layang diulur kenikmatan Berpindah dari dahan ke daun silih berayun Manismu adalah kejutan Meresapi setiap pembuluh lidah para penikmatmu Berbungkus keindahan dan keserasian Kau benar-benar racun canduku Penghisap keperihan Rasamu perpaduan pengharapan dan kehilangan Yang bersatu dalam doa, usaha dan keprasahan Ruang senyap, 3 Mei 2010

Bocah pelukis pelangi

Bocah kecil pelukis pelangi meringkuk di balik kolong2 kardus berlindung dari tetesan aer mata awan Diam terpekur menanti kanvas langitnya agak kering menanti kuas tuanya siap menanti cat warna mataharinya datang Mempersiapkan lukisan mahakaryanya. Ah, aku iri kepada kalian yang melukis semua kebebasan dalam warna warni pelangi menafikan kekangan kefanaan. Ruang biru, 3 Mei 2010

Namaku sepi

Namaku sepi Lahir dari kolong-kolong pekat malam berpagut kesunyian Berteman ketidakpedulian Diasuh oleh ketiadaan Bergumul dengan penderitaan Mati berkarat dalam kesendirian Ya, sepi, itu yang tertulis di epitaphku Di kolong kesunyian, 3 Mei 2010

Kebisuan

Kita duduk berhadapan membisu hanya tatap sendu Aku melihatmu engkau tak sebaliknya Selang beberapa menit aku bicara Lalu berteriak Lalu berbisik Dan diam Kita hanyut lagi dalam samudera biru masing-masing Dalam kebisuan mencekam berakhir oleh dua buah gerakan berlawanan Aku beranjak berjalan Kau beranjak berlawanan Diam Aku belajar mengukir senyum menampik rasa perih yang menyayat Semua berjalanan pada arahnya membisu dalam sunyi kutitip doa entah untuk siapa. sederhana "Semoga engkau berbahagia" Ngebel, 2 Mei 2010