dua tahun, suratmu
harusnya, kau bacakan ini untukku saat aku terlalu berbahagia menikmati musim semi harusnya, kau hembuskan ini untukku saat aku mulai terbuai dengan rintik salju harusnya, kau ceritakan ini untukku saat aku tersadar dari mimpiku harusnya, kau bisikan ini padaku saat hanya hening yang menemaniku harusnya .....ataukah harusnya, ini kubaca dua tahun lalu saat aku mulai belajar mengenal musim dingin harusnya, ini kurasakan dua tahun lalu saat aku belum puas menikmati panas yang berpanjangan harusnya, ini keresapi dua tahun lalu saat aku belum terbuai mimpi harusnya, ini kudengar dua tahun lalu saat semua terasa gaduh untukku harusnya ....masihkah ada? diriku disana disuratmu itu, yang baru kubaca dua tahun kemudian.