Posts

Showing posts from August, 2009

Sapa Pagi

Kalau pagi kubiarkan mentari menghampiri menyapa dengan hangat dan sinarnya Ramah, dan kubalas sapa "Selamat Pagi" Pagi, jangan diingkari Hanya akan semakin mematri biarkan saja Karena akan selalu sama dan kau akan terbiasa Senyum pada mentari karena dia akan semakin angkuh, ketika siang menjelang untuk hari dan hati Yang akan menjauh tak tersentuh Sapa dengan caramu dia absurd tak terdefinisi Dia hanya penyapa dan pertanda masa

bukan disini

Image
jangan dekati api hanya untuk merasakan panas lepaskan pisaunya tak perlu digoreskan dengarlah yang dihati yang kau rasa selalu sama cukup dibayangkan bayang-bayang hilang kala pijar memudar tunggu sampai sinar datang karena tak perlu kau pecahkan perca-perca untuk memuaskan nafsu jika sampaipun kelam yang akan menyelimuti lepaskan.. jika itu membebanimu tangis akan berujung malam akan berganti cerita akan berlanjut bukan disini tapi ditempat yang seharusnya

Layang-Layang

Image
Bergerombol anak anak diantara pematang sawah hijau kedelai yang masih 3 bulan menyemarakkan perayaan Perayaan sederhana untuk anak anak yang tak sanggup membeli komputer atau sekedar ke warnet bermain game online Teriakan teriakan menandakan keceriaan lepas dari semua permasalahan yang menanti Berkelok kelok gemulai mengikuti arah angin Yang berekor panjang diam angkuh mencongak diantara yang lain Ketika sang usil menyentil Di ulurnya panjang-panjang didekati sesaat lalu ditarik kejam Yang kalah terbang tak tentu Dikejar teriakan riang dan bersemangat Sang usil nan angkuh berdiri kokoh diatas benangnya bergelas Sang empu tersenyum puas Menunggu surya turun ke peraduan keriangan tak kan padam Esok sore akan terus berulang, hingga angin musim kemarau lelah menyapa dan menghilang diantara semak semak dan pepohonan yang rindang

Di Bawah Pohon Randu Tengah Sawah

Tertegun melamun Badan tua nan rapuh Bergoyang tertiup bayu di bawah pohon randu yang meranggas terkikis musim kemarau Bulir hijau tampak bergoyang serempak bukan padi, tapi kedelai Keriputnya adalah bukti nyata kegigihannya melawan usia Senja yang menggerogoti harinya melemahkan koordinasi tubuhnya Angin musim kemarau yang berpentas kesana kemari membawa kabar-kabar tentang siang siur cerai, bunuh diri, kdrt, korupsi, gosip, gelanggang kampanye dan semua warta Dia tak mengerti dan tak mau mengerti Sejenak dia telan ludahnya untuk membasahi kerongkongannya Sejenak kemudian dia berbisik, berdoa memulai harap untuk istrinya yang kian kusut di ranjang tua badannya mengurus dan mengering termakan penyakit tanpa obat

Bocah

Merunduk diantara tanah kering di tengah sawah seutas pelepah kulit pisang menggantung di pundaknya Menggenggam erat senjata pamungkasnya dari selongsong tangkai daun pisang Di sampingnya berbisik menahan tawa Sang teman memberi aba-aba Satu temannya lagi tergeletak lunglai tak bergerak di seberang petak sawah “Cari geranat” Sang bocah kuncung kebingungan menggerak gerakan bola mata tanda tak mengerti Sang teman bergerak sigap, diantara terasering yang kian tandus karena hujan tak kunjung datang Sambil merunduk ditariknya sebuah ketela pohon dibelakangnya Matanya terpejam, bersemangat menarik ketela yang beranjak keras batangnya Tercabut juga ketela kecil itu, di ujung akarnya ada 2 bulir ketela yang belum siap dipanen Sang kawan berbagi “Ini untukmu, ini untukku” “Gunakan sebaik baiknya” mantap sang kawan memberi perintah Hanya angin yang terdengar menggoyang goyangkan daun daun ketela pohon Diantara hutan ketela pohon itu pasti musuh sedang mengintai mereka menang jumlah, setelah kaw