Posts

Showing posts from January, 2012

Lentera Malam

Dalam jejak malam, mata-mata mengerling dari ujung ke ujung menggoda kunang-kunang untuk berdansa di lantai taman Pada bayang aku beradu berselisih menentukan siapa orang siapa bayang di bawah mata-mata malam yang mengerling

Cinta Pagi

Keselamatan bagi pagi yang mengijinkan embun mencumbu ilalang kering yang kehausan hingga hingar cantik bersiap menyambut sang kekasih Keselamatan bagi pagi yang meneteskan kembali tinta warna yang sempat hilang dicuri malam hingga dunia kembali berseri disetiap jengkalnya Keselamatan bagi pagi yang mengijinkan kesadaran kembali ke peraduan hingga bumi bergerak pelan penuh gairah Keselamatan untukmu dan pagi Untuk doa hari ini, sebelum haus datang, warna hilang dan gairah memudar kembali

Bayang-bayang purnama

mengharap cahaya purnama cukup untuk menerangi rinduku yang remang dimalam yang semakin larut gulita membuat sebuah bayang-bayang yang bisa kudekap erat

Langkah

pada mulanya aku takut tanah sejengkal didepan basah penuh lumpur yang akan menyerapku dalam-dalam pada mulanya aku ragu sejengkal yang kutinggalkan dibelakang penuh kenangan yang membuaiku tinggi-tinggi pada mulanya aku bimbang kiri dan kananku sejengkal curam penuh curam gelap gulita penuh pedih dan derita sesaat ini. aku masih disini takut, ragu dan bimbang yang tanpamu menuntunku pelan-pelan

arang

aku kayu diantara para kayu bakar menunggu kau cumbu dengan cintamu yang menyala hingga engkau menari gemulai membakarku kuyakinkan engkau masih menyala, menggelora walau pijarmu telah memudar sesaat lampau Memecah setiap rangkaian karbon yang kumiliki hingga ku luluh lantak menjadi abu diantara abu samudera abu

Jalan Panjang

Yang berawal, ____________________________ Irama melantun mengiringi langkahku berderu, dari pijak ke pijak melewati masa yang berirama sendiri diantara ilalang dan perdu-perdu Perca-perca bayangan mengurai tercecer, dari pijak ke pijak yang kubiarkan tertinggal, hingga dimasa nanti tiba bisa kuambil kusatukan dalam ruang rasa Pada perjalanan, angin membisikan dayu demi dayu awan bergejolak gemulai mencumbu bulan yang beku, dingin Seperti rasa, aku beranjak dari entah ke entah berlalu layak angin menyapa layang-layang sekilas dan menghilang Langkah ini membawaku terus menjauh, ke antah berantah Yang membuai _____________________________ Bulan mengintip disana, sahabat lama tersenyum padaku pada satu rasa yang kurasa dia memang tersenyum padaku Irama saat itu tepat dimasa yang sebentar berlalu aku rasa, aku begitu dekat sangat dekat sangat mesra dengan apa yang kuyakinkan itu cinta.. Mungkin, yang kurasa kian menghilang berbaur dengan awan-awan yang

Tanpa nama

Jika aku tak punya nama, lantas aku tak boleh bersuara? Lalu siapa yang bisa tertawa? Lalu siapa yang akan menangis? Boleh siapa menjadi bagian ilalang? Atau gemericik saja? Masa ini memakan debu menyebarnya dan menghembuskannya menutupi mata-mata hati. Andai engkau begeser semeter saja mungkin aku akan punya nama.