Posts

Showing posts from October, 2011

Kanvas kenangan

Sedetik di masa lalu, persis. Terpuruk diantara tumpukan kenangan yang bertubi-tubi datang. Langit melukiskan bentangan kanvas yang tak berbatas. Sore ini. Sayup-sayup melodi yang memenuhi seluruh penjuru ruang, dalam kehilangan lirik. Sayupnya masih merdu mengalun. Hujan yang telah lewat beberapa saat lalu, mentari yang tak mungkin menyapa lagi. Sedikit keinginan, seperti ini yang seharusnya kulukis, selamanya.

Kupu-kupu pelangi

engkau dilahirkan dari rahim pelangi melukis pagi dengan warna warni sebelum tetes embun menyentuh dahaga ilalang tua kecantikanmu tak tersentuh kata-kata menaburi hasrat untuk bernyanyi memuji keindahan dalam terjaga dan mimpi Singgasana bunga mekar untukmu Dahan-dahan menunduk pada belaianmu Angin berdendang merdu padamu Awan enggan menangis atas kehadiranmu Engkau yang rupawan, menebar cerita sepanjang pagi hingga jingga datang biar kusimpulkan perca-perca ceritamu, saat malam menjelang agar esok engkau melihatnya utuh

terlalu takjub

Aku terlalu takjub pada alam yang mengukir sore pada alam yang mendendangkan desir angin pada alam yang merangkai awan pada alam yang menebar bintang pada aku yang terlalu takjub

Pagi ingin membenci

Yang bagi pagi adalah awalan Merekah bunga-bunga haus sentuhan Waktu seakan merekatan Pada awan awan yang bergelayutan Engkau padri Entah semi Untukmu caci maki Walau urung dibenci Lalu, bunga-bunga menari kejang Mengikrar batang Ingin padu dengan ilalang Perpisahan diharapkan namun urung datang

Bulan Sepotong

Kemana separuhnya? Hilang padaku? Atau kau sembunyikan dibalik awan-awan? Kau hilang datang Pada malam yang menjerit pekat Terantuk pada pengharapan Entah, pada siapa.. Mungkin sepotong untukmu dan untukku, hingga malam lepas tali memburai