Posts

Showing posts from March, 2011

Dalam diamku

Dalam diamku, aku berteriak lantang tentang cerita ketidakadilan tentang maling-maling yang berkuasa tentang teror-teror kematian Dalam diamku, aku menangis meraung tentang kemiskinan tentang penuhnya kolong jembatan tentang puisi kehilangan Dalam diamku, aku terdiam hanya ini yang aku bisa terdiam dalam diamku

Awan Hitam dan Matahari

Rumit menceritakan bilamana terjadi perebutan peran antara awan hitam dan matahari saat hadir beriringan. Awan hitam tentu tidak akan membiarkan matahari mengambil jatahnya untuk menurunkan hujan, di sisi lain matahari tak mungkin merelakan waktunya untuk berbagi cahaya yang memang terbatas diambil oleh awan hitam. Rumit ketika sama ² ngotot mempertahankan ego masing ². Begitulah cerita di suatu hari, ketika matahari dan awan hitam berebut peran. Sebuah guyonan sebenernya bagi sang bumi. Bukan bentuk pengejekan, tapi Tuhan telah menetapkan rute bagi masing ² komponen semesta untuk menjalankan perannya. Walaupun kadang memang satu dengan yang lain sering terjadi benturan. Ketika direnungi, Tuhan Maha Indah dengan segala misterinya, tak terkecuali awan hitam dan matahari. Ketika pada porsi masing ² semua menjalankan perannya dengan semaksimal, keindahanlah yang akan tercipta dalam perpaduan sebuah keberbedaan. Tahukah engkau riwayat pelangi? Dia lahir dari rahim awan hitam

UnTittled

Aku tidak yakin masih bisa menulis dengan semua keadaan ini. Pukul 1.52 sudah, waktu memasuki hari lain diawal Maret. Aku masih terjaga, kehilangan semua rasa kantuk yang sedari tadi aku rasakan, sungguh sekarang tidak tersisa sama sekali rasa itu. Bingung rasanya memulai dari mana, awalku terasa jauh dan tak terlihat lagi tertinggal dibelakang. Aku berada dipersimpangan, dimana dulu dipersimpangan tersebut aku adalah pemenang, ya seorang pemenang. Walaupun akhirnya aku tahu itu kemenangan semu. Aku tidak menyalahkan siapapun. Ini sebuah cerita, yang sudah melekat padaku, jauh sebelum aku sadar dengan keberadaanku. Mencintainya, semuanya bagiku selama ini. Pasang surut sudah terlewati, kami bisa, hmm lebih tepatnya dia bisa. Aku dipersimpangan, yakin dengannya tapi tidak yakin denganku sendiri. Aku layang-layang yang selama ini aku puja kegemulian tariannya, terombang ambing tanpa kepastian kapan angin akan datang lagi menyapaku. Seperti inilah, aku tidak pernah rela dan bisa m