Jalan Panjang
Yang berawal,
____________________________
Irama melantun mengiringi langkahku
berderu, dari pijak ke pijak
melewati masa
yang berirama sendiri diantara ilalang dan perdu-perdu
Perca-perca bayangan mengurai
tercecer, dari pijak ke pijak
yang kubiarkan tertinggal, hingga dimasa nanti tiba bisa kuambil kusatukan
dalam ruang rasa
Pada perjalanan,
angin membisikan dayu demi dayu
awan bergejolak gemulai
mencumbu bulan yang beku, dingin
Seperti rasa, aku beranjak
dari entah ke entah
berlalu layak angin menyapa layang-layang
sekilas dan menghilang
Langkah ini membawaku terus menjauh, ke antah berantah
Yang membuai
_____________________________
Bulan mengintip disana,
sahabat lama tersenyum padaku
pada satu rasa yang kurasa dia memang tersenyum padaku
Irama saat itu
tepat dimasa yang sebentar berlalu
aku rasa, aku begitu dekat
sangat dekat sangat mesra
dengan apa yang kuyakinkan itu cinta..
Mungkin, yang kurasa kian menghilang berbaur dengan awan-awan
yang terus bergelayut, membungkus yang kurasa sebagai senyummu untukku
Yang membisu
___________________________
Pagar-pagar dingin berlumut
yang basah karena gerimis
melewatkan banyak masa,
menyerap banyak kata, tawa, tangis, pedih, canda, risau, gunjing, marah
yang berlalu lalang
dari kemarau ke kemarau
dari mendung ke mendung
dari bulan yang membisu
Yang berlalu
_____________________________
Dipersimpangan yang membisu
dimana riwayat tertatih, menemu asa pada bentang penunjuk arah
yang tertelan pada gulita yang menyekat, menyerap sisa cahaya senja.
Riwayat-riwayat, yang hilang dan bertambah
tertutup kertas-kertas yang penuh huruf
menyusut dan kian menyusut
Pada bayang yang hilang terburai
mencari pegangan yang mengikat indera
Seperti yang terusir tapi enggan bergeser
Padanya pun ingin kuingat selalu
yang kuinginkan pergi dan yang kuinginkan untuk tinggal
walau hanya sejenak.
Yang berlanjut
_____________________________
................................................
____________________________
Irama melantun mengiringi langkahku
berderu, dari pijak ke pijak
melewati masa
yang berirama sendiri diantara ilalang dan perdu-perdu
Perca-perca bayangan mengurai
tercecer, dari pijak ke pijak
yang kubiarkan tertinggal, hingga dimasa nanti tiba bisa kuambil kusatukan
dalam ruang rasa
Pada perjalanan,
angin membisikan dayu demi dayu
awan bergejolak gemulai
mencumbu bulan yang beku, dingin
Seperti rasa, aku beranjak
dari entah ke entah
berlalu layak angin menyapa layang-layang
sekilas dan menghilang
Langkah ini membawaku terus menjauh, ke antah berantah
Yang membuai
_____________________________
Bulan mengintip disana,
sahabat lama tersenyum padaku
pada satu rasa yang kurasa dia memang tersenyum padaku
Irama saat itu
tepat dimasa yang sebentar berlalu
aku rasa, aku begitu dekat
sangat dekat sangat mesra
dengan apa yang kuyakinkan itu cinta..
Mungkin, yang kurasa kian menghilang berbaur dengan awan-awan
yang terus bergelayut, membungkus yang kurasa sebagai senyummu untukku
Yang membisu
___________________________
Pagar-pagar dingin berlumut
yang basah karena gerimis
melewatkan banyak masa,
menyerap banyak kata, tawa, tangis, pedih, canda, risau, gunjing, marah
yang berlalu lalang
dari kemarau ke kemarau
dari mendung ke mendung
dari bulan yang membisu
Yang berlalu
_____________________________
Dipersimpangan yang membisu
dimana riwayat tertatih, menemu asa pada bentang penunjuk arah
yang tertelan pada gulita yang menyekat, menyerap sisa cahaya senja.
Riwayat-riwayat, yang hilang dan bertambah
tertutup kertas-kertas yang penuh huruf
menyusut dan kian menyusut
Pada bayang yang hilang terburai
mencari pegangan yang mengikat indera
Seperti yang terusir tapi enggan bergeser
Padanya pun ingin kuingat selalu
yang kuinginkan pergi dan yang kuinginkan untuk tinggal
walau hanya sejenak.
Yang berlanjut
_____________________________
................................................
Comments
Post a Comment