UnTittled

Aku tidak yakin masih bisa menulis dengan semua keadaan ini. Pukul 1.52 sudah, waktu memasuki hari lain diawal Maret. Aku masih terjaga, kehilangan semua rasa kantuk yang sedari tadi aku rasakan, sungguh sekarang tidak tersisa sama sekali rasa itu.

Bingung rasanya memulai dari mana, awalku terasa jauh dan tak terlihat lagi tertinggal dibelakang.

Aku berada dipersimpangan, dimana dulu dipersimpangan tersebut aku adalah pemenang, ya seorang pemenang. Walaupun akhirnya aku tahu itu kemenangan semu. Aku tidak menyalahkan siapapun. Ini sebuah cerita, yang sudah melekat padaku, jauh sebelum aku sadar dengan keberadaanku.

Mencintainya, semuanya bagiku selama ini. Pasang surut sudah terlewati, kami bisa, hmm lebih tepatnya dia bisa. Aku dipersimpangan, yakin dengannya tapi tidak yakin denganku sendiri. Aku layang-layang yang selama ini aku puja kegemulian tariannya, terombang ambing tanpa kepastian kapan angin akan datang lagi menyapaku.

Seperti inilah, aku tidak pernah rela dan bisa melepaskannya, kupu-kupu. Tapi aku juga tidak pernah bisa menjaga dan memeliharanya, mungkin untuk saat ini. Kupu-kupu binatang bebas, dia tak bisa terikat ketika tidak ada yang benar-benar mengikatnya dengan hati bukan paksaan, dan itu hal yang belum aku bisa lakukan (saat ini).

Melihatnya diam, membuat hatiku berontak pedih rasanya. Aku hanya ingin menjaganya, melindunganya, mencintainya sepenuhnya, tapi sungguh itu tak cukup. Tidak seperti ini saat dia punya pengharapan besar terhadap cita-citanya.

Lalu? Seperti tertusuk, sakit tapi tak ada pilihan lain.

Aku hanya ingin membuatnya bahagia, menjaganya dari tempat yang seharusnya bisa kulakukan untuk saat ini.

Tuhan, kuatkanlah aku. Kehilangannya adalah hal terberat yang pernah Engkau sapakan padaku, tapi melihatnya menangis adalah hal yang jauh lebih berat, yang tak bisa aku terima lagi.

Entahlah, aku ingin malam ini panjang dan panjang dan panjang. Aku ingin melihat dia terlelap pulas menikmati setiap mimpi indahnya, tanpa harus ketakutan akan datangnya esok pagi dan tersadar tak ada lagi Butterflyonaer. Hanya Butterfly saja, tanpa aer.



:untuk yang telah mengucapkan pamit padaku :). Terima kasih buat semuanya

Comments

Popular posts from this blog

tidurlah di bawah rembulan

Pujangga Malam

Tanpa nama