Tembok dan lumut

Di ujung jalan di dekat perempatan
sunyi melepuh oleh bisikan angin
angin yang merdu
mendayu meresap mencuri dengar antara tembok dan lumut

Pada tetes sisa penghujan, lumut bergelayutan
diantara tembok-tembok angkuh

Tak ada ucap, sesunyi nasib yang mencari kepuasan
Dunia berjalan dengan cepatnya menyusup ke titik terendah
Sunyi dan keangkuhan

Comments

Popular posts from this blog

tidurlah di bawah rembulan

Pujangga Malam

Tanpa nama