Wahai kau yang dijaga peri-peri malam Dibelai angin malam bulan september Meringkuk di selimut awan Meranjut mimpi diantara simfoni alam Berjalanlah.. Mendekatlah.. Duduklah disini, di sampingku Duduklah dan mendekatlah akan kuceritakan sepotong dongeng bulan kisah di malam-malamnya " Alkisah, seorang putri dirundung muram hatinya kesepian kebahagian semu yang hanya dia dapatkan taburan intan permata mendinginkan setiap sel hatinya.. Dia menangis, berontak untuk sebuah cerita berkedok hulabalang ia menerjang menghancurkan setiap kukungan Terlepaslah dia disebuah simfoni tentang hijau tentang perdu tentang biru tentang syahdu tentang kelu tentang semu tapi sepi yang menjawabnya Terkisah, matanya menangkap dan hatinya gundah merasakan sebuah perbedaan Selintas dan wajahnya terukir jelas saat terbuka maupun terpejam saat sadar maupun berkhayal gelombang menerjang memupuskan alur energinya Siang dan malam, wajahnya terpajang di taman, di bangku, di tanah, di awan, di kayu di setiap ke
Mengumpulkan serpihan cerita Duduk khusyu' di bawah pelita malam diantara bintang dan bulan Di pilah-pilah cerita Satu untukku Satu untukmu Satu untuk yang terlewatkan Dan satu untuk esok malam
Jika aku tak punya nama, lantas aku tak boleh bersuara? Lalu siapa yang bisa tertawa? Lalu siapa yang akan menangis? Boleh siapa menjadi bagian ilalang? Atau gemericik saja? Masa ini memakan debu menyebarnya dan menghembuskannya menutupi mata-mata hati. Andai engkau begeser semeter saja mungkin aku akan punya nama.
Comments
Post a Comment