1. Kepompong Hati

Aku terdiam lama tadi malam
sangat lama, hingga kuacuhkan kehadiran bulan dan bintang
sahabatku

Seperas keringat
menemaniku melawan dingin menggigil
sapaan sang angin malam, yang biasanya merdu menganggu
tapi sekarang urung sanggup menyapaku
Aku masih disini, memandang kosong kedepan
di balik kecamuk jiwa yang bergelora.

Tentang apa?
Atau tentang siapa?
Kujawab dua duanya..
Tentang cinta jikau tanya apa
Qonita jikau tanya siapa.
Masih bertanya?

Tak perlu, biarkan aku yang bercerita
tentang kupu-kupu indah yang menyentuh jiwaku itu.

Dari sini aku mulai,
dari perkenalan sederhana
seperti yang lainnya
Dia menyapa, aku berbalas
selayak mentari bersinar dan malam menyerap energinya
mengalir dengan pakem alam

Tak ada cerita, hingga tiba
aku bercerita pada purnama
biasa, seperti sebelumnya

Dibalik jendela tipis bis
aku melihat bulan meringis
ada yang lain, sempat kugubris
kutanya, dia diam..Kusela "Ah kau ternyata habis menangis"

Dia bercerita, aku mendengarkan
menyimak dalam bisu dan kelam
hingga kuangkat sejenak nafas
sebelum masuk kuhelanya

Bis malam terus melaju
diantar cerita tawa dan sendu
Aku masih meragu
dengan nomor yang tertera di depanku

Ya dia memanggilku..
hatiku berkata begitu

Comments

Popular posts from this blog

tidurlah di bawah rembulan

Pujangga Malam

Tanpa nama