Selamat Datang Pagi

Tuhan telah menyapakan pagi
Bukan sekedar untukku tersadar
dari potongan mimpi yang mengabur
Dia adalah teman yang di titipkan
untuk awal sebuah cerita
Dan aku lebih memilih
pilihan untuk berteman dari sekedar penyapa

Aku korban cerita waktu yang melulu
Menunggu malam menghindar pagi
Dulu,
Sekarang aku lebih memilih
pilihan untuk menyapa daripada menghindar

"Bolehkah kubertanya sahabat baruku pagi?"

Konon Tuhan punya cerita kan?
Tuhan telah menuliskan ceritaku dengan tinta-tinta-Nya
Di antara lembaran-lembaran kertas kehidupan
Indah dan sedih tak bisa dirubah
Dan aku hanya sang bidak diantara jutaan bidak laen, yang tak ada kuasa
sekedar menerima.

Dulu, aku bidak pemberontak
Belajar mengatur yang kupunya
Menolak skrip cerita
Tak lelah menghina dan mencela
Tentang cerita yang kuuanggap berbeda
Aku terpendar, hilang diantara kelam
Dengan keangkuhanku
Di titik terendah

Engkau (pagi) telah menyapa, diantara kesunyian
Aku diam untuk beberapa kata
Mungkin aku sudah kembali datang
Walau kelu kuucap
"Selamat datang pagi",
Ceritaku harusnya berlanjut
Dan aku senang jadi bidak berkawan pagi.
"Benarkan sahabat baru?"

Comments

Popular posts from this blog

tidurlah di bawah rembulan

Pujangga Malam

Tanpa nama