Teman Seperjalanan

sesampai di pemberhentian berikutnya saja
temani aku
menikmati tarian daun
mendengar bisikan angin
yang mengalun merdu diantara celah jendela
meresapi setiap potong cerita
tentangku
tentangmu
tentang mereka
atau bebas, tentang siapa saja
yang kita kenal atau yang asing
aku akan sangat senang.

Oia, terima sebotol tehku ini
mungkin tak lagi manis, aku sudah mencampurnya
dengan aer mata Ibu penjualnya
tak apakan?
Dan ini sepotong kue sisa, yang kubeli dari anak
kecil berkaki pincang di depan stasiun Barat.
Ini yang bisa kusuguhkan sebagai pengantar kita mengarungi
samudera cerita didalam besi tua yang terus bergerak bising ini.

Hmm, masih 2 jam lagi stasiun berikutnya.
Cukup saja untuk kita bertukar dunia, setujukah teman seperjalanan?


Ruang bisu, 3 Mei 2010

Comments

Popular posts from this blog

tidurlah di bawah rembulan

Pujangga Malam

Tanpa nama