Umai

Gw gak pernah bertemu langsung dengannya, kenal [tahu dikit tentang dia] juga baru. Awal mulanya dari sobat kelas gw maen ke GBA (Aliyaplex), ngobrolin masalah TA. Dia sharing ke gw masalah TA nya, gw sendiri saat itu cuman ngerti dikit tentang konsep ma teori TAnya. Banyak blanknya daripada ngertinya. Waktu sharing banyakan gw kasih masukan motivasi and trik2 ngerjain TA. Keasyikan ngobrol ma dia, Isya gw telat and gw ma dia cabut gak ikut sholat terawih.

Di hari sebelumnya gw pernah liat profile FB-nya si sobat gw itu. Berhubung siblingnya banyak, gw liatin atu-atu. Keluarga sobat gw adalah keluarga religius, bokapnya petinggi partai tiiitttttt yang terkenal dengan aura dakwahnya itu. Pas liat-liat ketemu profile sodaranya yang bikin gw heran and g percaya.

Waktu jalan pulang bolos terawih gw tanyaain. "Beneran sodara lw ada yang tatoan bos?"
"Iya", jawabnya singkat. Karena sangat penasaran gw korek2 dah info darinya, sedikit banyak gw ngerti tentang anak itu.

Esok malemnya, gw bener2 g kuat lagi nahan rasa penasaran bwt nyari info yang lebih mendetail tentang dia. Gw add dia di FB, langsung di approve ma dia. Gw cari-cari info tentangnya, ketemulah gw dengan blognya..disini blognya.

Ada satu tulisan di blognya yang menjadi jawaban apa yang gw cari. Ini link nya tralaltrilili, gw berharap moga-moga link itu gak dihapus ma dia.

Sebuah cerita yang sangat-sangat jujur menurut gw, cerita yang selalu gw pingin sampein ke semua orang disekitar gw, termasuk bokap ma nyokap gw, tapi gak pernah bisa keluar dari mulut gw. Gw sangat bersyukur pernah baca ini. Secara pribadi memang gw bukan orang setuju dengan apa yang menjadi keputusannya dalam ngadepin semua itu, tapi gw sangat terkesan dengan apa yang udah bisa dia sampein dengan sangat jujur dan terbuka lewat blognya.

Umai, begitu dia biasa di sapa ma temen2nya. Bukan artis, bukan anak yang sangat berprestasi mengharumkan nama bangsa, bukan anak yang dibanggakan orang tua, bukan teman yang bisa diandalkan, bukan anak yang bisa ini itu menuhin tuntutan orang lain. Dia memang bukan sapa-sapa, tapi dia adalah pahlawan bwt gw. Bukan untuk semua sikap dan kelakuannya, tapi untuk keinginannya untuk dimengerti dan disayangi, tentang cita-citanya saat dia dikucilkan. Dia bisa bicara sangat jujur dan gamblang tentang bagaimana nasib jutaan anak Indonesia yang sebenarnya. Diantara gelimangan harta dan kemewahan, jiwa mereka kosong. Lebih dari yang mereka dapat dari harta dan kekayaan, mereka sangat butuh cinta dan kasih sayang, bukan hanya dengan kata-kata. Tapi dengan hati.


Tulisan di blognya cukup panjang, tapi gw yakin tulisannya jauh sangat bagus jika dibandingin ma tulisan gw ini. Dia punya bakat alam bwt nulis yang luar biasa. At least, gw harap jangan lewatkan 1 katapun dari kisahnya.




note: thx alot bwt umai ma opang

Comments

Popular posts from this blog

tidurlah di bawah rembulan

Pujangga Malam

Tanpa nama